Males Baca Tapi Cerewet di Medsos

Darurat Literasi Membaca

Tau ga Lovers,minat baca di Indonesia emang kendor abis, menurut UNESCO cuma 0,001% yang rajin baca buku! Gimana enggak, padahal infrastruktur buat dukung bacaan udah oke, tapi tetep aja kita masuk peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca.

Nah, ironisnya, walaupun minat baca rendah, tapi kepemilikan gadget di Indonesia nomor 5 terbanyak di dunia loh! Pada 2018, jumlah pengguna smartphone kita lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah segede itu, kita bakal jadi negara dengan pengguna smartphone terbesar keempat di dunia! Parahnya lagi, meskipun jarang baca buku, kita bisa nengok layar gadget hampir 9 jam sehari. Emang paling asyik ya nongkrong di medsos, terutama di Jakarta. Kicauan di Twitter dari Jakarta itu padet banget, lebih rame dari Tokyo dan New York!

Lo tahu nggak, Jakarta itu juaranya cerewet di dunia maya. Tiap hari, tweet dari Jakarta bisa mencapai lebih dari 10 juta! Dan nggak cuma Jakarta, Bandung juga masuk ke dalam daftar kota teraktif di Twitter.

Nah, ini nih yang bikin kepala bingung. Meskipun kita suka banget lihat layar gadget, tapi kok malas baca buku? Padahal, kita bisa ngabisin waktu di medsos berjam-jam. Yang lebih parah lagi, di era Post-Truth seperti sekarang, fakta-fakta udah nggak dianggap penting lagi. Yang diutamakan malah opini dan cerita yang bikin emosi!

Kita jadi lebih mudah terjebak sama berita palsu dan hoax. Beberapa situs berita palsu bahkan bisa lebih populer daripada media mainstream. Jadi, udah nggak jelas lagi mana yang bener, mana yang palsu.

Tapi, ada solusi sih buat nangkal informasi yang nggak bener itu. Pertama, kita perlu tingkatkan literasi media, jadi bisa bedain mana berita yang bener, mana yang nggak. Terus, Kominfo juga harus lebih tegas lagi nge-labelin situs atau artikel yang hoax. Kita juga bisa bikin kontra narasi yang lebih kredibel buat lawan hoax.

Terus, penting juga nih untuk ganti paradigma soal kritik terhadap pemerintah. Kita juga harus jaga atmosfer di sosial media biar lebih positif. Dan yang terakhir, kita butuh lembaga independen yang bisa ngecek kebenaran informasi.

Makanya, muncul ide proyek #KROSCEK. Ini proyek kolaborasi antara PR dan jurnalis yang didukung sama Kemkominfo. Ide ini diilhami dari konsep jurnalisme Tabayun yang dipopulerin sama Pak Aher. Jadi, lewat #KROSCEK, masyarakat bisa kirim laporan atau pertanyaan tentang kebenaran suatu berita. Terus, nanti hasilnya bisa jadi sumber berita kredibel buat wartawan. Jadi, nggak perlu lagi pake narasumber yang nggak jelas kayak Lambe Turah deh!

What's your reaction?
1cool0bad0lol0sad

Add Your Comment


OBTAI RADIO, OBROLAN SANTAI MENGINSPIRASI..!!!

OBTAI RADIO RADIONYA KAMPUS TERCINTA..

MENGUDARA MENEMANI MAHASISWA DENGAN OBROLAN-OBROLAN YANG SANTAI TAPI MENGINSPIRASI…

© 2024. All rights reserved.

© 2024. All rights reserved.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE